Selasa, 26 Mei 2020
Kisah Penggali Makam Covid-19 di Jakarta, Kerja 15jam Sehari
Yurika999-- Kisah penggali makam di Jakarta menarik perhatian media asing, karena beban kerjanya yang berat dengan resiko yang sangat tinggi.
Ada dua media asing ternama yang menarik untuk dikisahkan penggali makam di Jakarta, yakni AFP(Perancis) dan South China Morning Post (China).
AFP memulai pemberitaanya dengan kesaksian dari penggali makam bernama Junaidi Hakim.
Saat jurnalis AFP memantau di lokasi pemakaman Pondok Rangon, Jakarta Timur, Junaidi sedang memberikan intruski kepada rekan-rekannya agar kerja lebih cepat. Ia mengungkapkan, mereka harus segera menyelesaikan satu makam kurang dari 10 menit, untuk menekan resiko tertular Covid-19.
"Begitu ambulans datang kami segera mengeluarkan jenazahnya, kami bawa kelubang lahap, langsung turun, kemudian langsung ditutup."(Harus selesai) 10 menit,"ujar Junaidi (42).
Junaidi menambahkan, kekhawatiran lebih besar adalah ketika menurunkan peti dari ambulans. Sebab, peti harus dipegang dan mau tidak mau ada kontak antar peti dengan anggota tubuh.
"Setelah diturunkan, kekhawatiran itu sudah tidak ada lagi,"lanjut ayah dengan empat anak tersebut.
AFP memberitakan ada sekitar 50 penggali makam dipemakaman Pondok Rangon, salah satu dari dua pemakaman khusus untuk korban meninggal Covid-19 di Jakarta.
Disana, para penggali makam bekerja selama 15 jam per hari selama 7 hari per minggu, dengan gaji bulanan Rp. 4.2 juta.
"Mereka setidaknya menggali 20 makam baru per hari, ditandai dengan papan kayu berwarna putih yang betuliskan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat,".
Junaidi melanjutkan, pekerjaannya terus berlangsung tanpa henti karena "ambulans tidak pernah berhenti datang membawa jenazah."
Sementara itu South China Morning Post (SCMP) yang pemberitaanya hampir sama dari sudut pandangnya.
Dikisahkan para penggali makam harus bekerja dibawah teriknya sinar matahari, dikelilingi keluarga korban yang tidak bisa berlama-lama menghindari pemakaman.
"Sudah puluhan tahun (bekerja), dan saya merasa lelah kerja, baru tahun ini, kali ini pas pandemi ini,"ungkap Minar (54).
"Apakah ujian dari Tuhan buat saya, saya enggak tahu,"ujar nya.
SCMP lalu menambahkan, tantangan lain bagi penggali makam adalah puasa Ramadhan, yang mewajibkan bagi pemeluk agama Islam untuk berpuasa dengan tidak makan dan minum selama matahari terbit.
Seorang penggali makam lainnya bernama Maman Suherman mengatakan, ia mampu mengatasi haus dan lapar karena yakin yang dilakukannya adalah tugas"Mulia".
Pria 55 tahun itu mengungkapan, pekerjaan memperkuat imannya karena membatu mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir mereka.
Kemudian ada penggali makam lainnya menuturkan, ia tak pernah berhenti menggali kuburan sejak pandemi ini mewabah di Indonesia.
Sebelum ada wabah Virus Corona, ia juga menceritakan hanya menggali makam seminggu dalam sebulan.
Selain mengangkat kisah penggali kubur, AFP dan SCMP juga memberitakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya belum jelas.
Jumlah korba meninggal 1.391 pada Selasa (26/5) Se-Indonesia diyakini lebih sedikit dari angka sebenarnya, karena jumlah tes Virus Corona yang rendah.
"Pemerintah mengakui data tidak lengkap."
"Setidaknya 2.107 orang telah dimakamkan dibawah protokol keamanan Covid-19 di Jakarta saja, hampir dua kali lipat dari jumlah korban Nasional yang dilaporkan."
"Kota-kota lain juga telah memperlihatkan angka pemakaman yang luar biasa tinggi dalam beberapa bulan terakhir, menunjukan lebih banyak korban,"tulis pemberitaan SCMP.
Afp dan SCMP memberitakan juga kisah para penggali makam di Pondok Rangon yang awalnya tidak tahu apa-apa soal Covid-19.
Akibatnya, pemakaman korban Covid-19 awalnya tidak dilengkapi dengan alat perlindungan.
"Awalnya tidak ada yang tahu soal Virus Corona,"ucap Minar.
"Kita tidak tahu penyakit ini seperti apa, sampai kita tahu dari berita di tv kalau penyakit ini menular."
"Besok harinya saya langsung membeli masker, dan Beberapa hari kemudian saya mulai mendapatkan alat pelindung diri."
Beda halnya dengan Junaidi, ia menceritakan pengalamannya dijauhi tetangga sejak kasus pertama muncul pada Maret.
"Meski meraka tidak mengatakan secara langsung, tapi saya bisa merasakan mereka menjaga jarak."
"Mereka seakan-akan takut sama saya."kata Junaidi.
Baca juga artikel lainya tentang berbagai macam jenis permainan slot game
Media Korea Utara Klaim Wabah Covid-19 Berawal dari Warga Menyentuh Benda Alien
Yurika999 - Wabah Covid di Korea Utara muncul setelah warga menyentuh "benda alien" yang jatuh dekat perbatasan Korea Selatan, kl...
-
Pemandangan berbeda tersaji di Arab Saudi bagian barat laut pada beberapa terakhir. Wilayah Semenanjung Arab yang lazim dikenal sebagai ...
-
Yurika999 - Wabah Covid di Korea Utara muncul setelah warga menyentuh "benda alien" yang jatuh dekat perbatasan Korea Selatan, kl...
-
Yurika999 -- Berita terbaru penyebaran Virus Corona sudah menyebar ke 91 negara dan total global orang yang terinfeksi Virus ini sudah m...
