Kamis, 16 Januari 2020
Suhu di Laut Naik, Dampak Buruk Bagi Bumi
Sebuah analisis baru mengungkapkan bahwa lima tahun terkhir merupakan deretan tahun terhangat bagi lautan.
Penelitian menggambarkan pengaruh manusia terhadap pemanasan suhu laut dan menunjukan bahwa kenaikan permukaan laut, pengasaman air laut dan cuaca ekstrem bisa menjadi lebih buruk bila lautan terus menyerap panas berlebih.
"Laju pemanasan telah meningkat 500 persen sejak akhir 1980an,ujar John Abraham, salah satu peneliti studi yang terlibat dalam studi itu, Abraham yang merupakan profesor dibidang thermal science di Universitas St.Thomas di St. Paul, Minnesota mengaku tidak terkejut dengan hasil penelitian tersebut.
Menurut laporan penelitian itu, tingkat pemanasan suhu laut telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Penelitian itu menunjukan bahwa laju pemanasan telah meningkat cepat hampir 4,5 kali dalam rentang waktu terakhir, yakni pada periode tahun 1987 hingga 2019, bila dibandingkan dengan periode tahun 1955 hingga 1986.
Abraham dan rekan-rekannya mengatakan bahwa suhu rata-rata laut pada tahun 2019 mencapai 0,075 derajat celcius diatas rata-rata tahun 1981 hingga 2019.
Meskipun tampaknya tidak terlalu tinggi, angka itu mewakili sejumlah besar suhu panas yang menyebar di lautan.
Penulis utama studi, Lijing Cheng, seorang profesor di Institut Fisika Atmosfer di Beijing, menyamakan peningkatan panas laut selama 25 tahun terakhir dengan panas dari ledakan 3,6 miliar bom atom Hiroshima.
Peningkatan suhu lautan mempunyai dampak yang luas, baik untuk kehidupan di laut maupun darat. Bahkan, para ahli menyebut kebakaran hutan baru-baru ini di Australia sebagai efek nyaata akibat naiknya suhu di lautan yang berdampak ke daratan.
Akibat lainya , lautan lebih panas akan menimbulkan badai yang lebih parah dan mengganggu siklus air sehingga dapat memperbanyak banjir, kekeringan, kebakaran hutan, serta kenikan permukaan laut yang tidak bisa terhindarkan.
Temperatur yang lebih tinggi juga dapat membahayakan kehidupan di laut karena jumlah gelombang laut akan meningkat tajam.
Ukuran paling umum dari pemanasan global adalah suhu udara permukaan rata-rata, karena disinilah orang hidup.
"Dengan menggunakan lautan, kita melihat laju pemanasan planet Bumi yang berkelanjutan, tidak terputus dan semakin cepat. Ini berita buruk".
Menurut Prof Michael Mann, di Penn State Universitas, AS, ia menjelaskan bahwa tahun 2019 bukan hanya menjadi tahun terpanas dalam catatan.
"Itu menampilkan penigkatan (panas) satu tahun terbesar dalam seluruh dekade, sebuah peringatan serius bahwa pemanasan yang disebabkan manusia pada planet kita terus berlanjut," ujar Mann.
Dalam jurnal Advances in Atmospheric Sciences, terdapat analisis yang menggunakan data lautan dari setiap sumber yang tersedia.
Sebagian besar data berasal dari 3.800 yang melayang di perairan bebas Argo dan tersebar di Samudera. Selain itu, juga didapat tetap dari bathythermographs, mirip torpedo yang dijatuhkan dari kapal di masalalu.
Hasilnya, peningkatan panas terjadi pada laju percepatan ketika gas rumah kaca menumpuk di atmosfer.
Laju dari tahun 1987 hingga 2019 adalah empat setengah kali lebih cepat dari tahun 1955 hingga tahun 1986.
Sebagian besar wilayah lautan menunjukan peningkatan energi panas. Oleh karenanya, Energi ini mendorong badai badai yang lebih besar dan cuaca yang lebih ekstrem.
"Ketika dunia dan lautan memanas, itu mengubah cara hujan turun dan menguap. Ada aturan umum bahwa daerah yang lebih kering akan menjadi lebih kering dan daerah yang lebih basah akan menjadi lebih basah, dan curah hujan akan terjadi di daerah hujan yang lebih besar,"ujar Abrhanm.
Selain itu, lautan yang lebih panas juga dapat mengembang dan melelehkan es sehingga permukaan laut akan naik.
Hal ini diperlihatkan dari 10 tahun terakhir yang menunjukan permukaan laut tertinggi dan diukur dalam catatan yang berasal dari tahun 1900.
Bahkan, menurut para ilmuwan, sekitar satu meter kenaikan permukaan laut pada akhir abad ini, cukup untuk menggusur 150 juta orang diseluruh dunia.
Dan Smale, di Asosiasi Biologi Kelautan di Inggris, dan bukan bagian dari tim analisis, mengatakan metode yang digunakan canggih dan data adalah yang terbaik yang tersedia.
"Bagi saya, pesan yang bisa dibawa pulang adalah bahwa kandungan panas dari lapisan atas lautan global, khususnya hingga kedalaman 300 meter, meningkat dengan cepat, dan akan terus meningkat ketika lautan menyedot lebih banyak panas dari atmosfer,"ujar Smale.
Menurut Smale, lapisan atas laut sangat penting bagi keanekaragaman hayati laut. Sehingga jika pemansan terus meningkat, akan berdampak juga pada kehidupan laut.
Analisis baru menilai panas di 2.000 meter teratas samudera, karena di situlah sebagian besar data dikumpulkan. itu juga tempat sebagian besar panas terakumulasi dan di mana sebagian besar kehidupan laut hidup.
Metode analisis dikembangkan oleh para peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing dan menggunakan metode statistik untuk menginterpolasi tingkat panas di beberapa tempat di mana tidak ada data, seperti dibawah lapisan es Kutub Utara.
Analisis independen terhadap data yang sama juga dilakukan oleh Badan Oseanografi dan Atmosfer Nasional AS. Badan ini juga menunjukan bahwa tren panas yang meningkat juga sama.
Pengukuran panas laut yang andal merentang ke pertengahan abad ke-20. Tetapi Abraham berkata,"Bahkan sebelum itu, kita tahu lautan tidak lebih panas."
"Data yang kami miliki tidak dapat disangkal, tetapi kami masih memiliki harapan karena manusia masih dapat mengambil tindakan,"katanya."Kami hanya belum mengambil tindakan yang berarti."
Media Korea Utara Klaim Wabah Covid-19 Berawal dari Warga Menyentuh Benda Alien
Yurika999 - Wabah Covid di Korea Utara muncul setelah warga menyentuh "benda alien" yang jatuh dekat perbatasan Korea Selatan, kl...
-
Pemandangan berbeda tersaji di Arab Saudi bagian barat laut pada beberapa terakhir. Wilayah Semenanjung Arab yang lazim dikenal sebagai ...
-
Yurika999 - Wabah Covid di Korea Utara muncul setelah warga menyentuh "benda alien" yang jatuh dekat perbatasan Korea Selatan, kl...
-
Yurika999 -- Berita terbaru penyebaran Virus Corona sudah menyebar ke 91 negara dan total global orang yang terinfeksi Virus ini sudah m...
