Kamis, 21 Mei 2020

Kasus Virus Corona di Dunia Sudah Mencapai 5juta Orang



Yurika999-- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada 106.000 kasus baru infeksi Covid-19 telah tercatat dalam 24 terakhir, dan menjadi kasus harian terbesar.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinan, pada Rabu 20 Mei 2020, Tentang meningkatnya jumlah kasus infeksi Virus Corona di negara-negara miskin. Kondisi yang terjadi ketika banyak negara maju mulai melonggarkan aturan lockdown.

"Jalan kita masih panjang untuk menghadapi pandemi ini,"kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers."Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kasus di negara berpenghasilkan rendah dan menengah."

Kasus infeksi Virus Corona di seluruh dunia sudah mencapai angka 5 juta, dengan kawasan Amerika Latin melaporkan jumlah terbesar dalam kasus harian baru secara global.

Dikawasan Amerika Latin ini menyumbang sekitar sepertiga dari 91.000 kasus yang dilaporkan awal minggu ini. Eropa dan Amerika Serikat masing-masing menyumbang lebih dari 20% kasus.

Sejumlah besar kasus-kasus baru infeksi Virus Corona Covid-19 itu berasal dari Brasil, yang baru-baru ini melampaui Jerman, Prancis, dan Inggris. Brasil kini menjadi negara dengan kasus terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Rusia.

Sebelumnya, WHO mendapat kecaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump menuduh Badan Kesehatan Dunia ini telah salah menangani wabah dan mendukung China, tempat awal muncul nya virus pertama kali pada akhir tahun lalu. Pekan ini Trump telah mengancam akan menarik diri dari WHO dan secara permanen menahan saluran bantuan dana.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui telah menerima surat dari Trump, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.

Tedros mengatakan akan tetap focus dan berkomitmen untuk melakukan akuntabilitas dan evaluasi atas respons terhadap pandemi. Evaluasi tersebut diserukan oleh negara-negara anggota, dalam resolusi yang disahkan pada sidang World Health Assembly (WHA) ke 73 pekan ini, meskipun Amerika Serikat menyatakan keberatan tentang beberapa elemen didalamnya.

"Saya mengatakan berulang kali bahwa WHO menyerukan akuntabilitas lebih dari siapa pun. Itu harus dilakukan dan ketika dilakukan harus komprehensif," kata Tedros tentang resolusi itu, namun menolak mengatakan kapan akuntabilitas akan dimulai.

Direktur eksekutif program kedaruratan WHO, Mike Ryan mengatakan evaluasi atau penilaian seperti itu biasanya dilakukan setelah keadaan darurat selesai.

"Saya pribadi lebih suka, sekarang kita melanjutkan pekerjaan respons darurat, pengendalian epidemi, mengembangkan dan mendistribusikan vaksin, meningkatkan pengawasan, mendistribusikan APD esensial untuk pekerja, menyediakan oksigen medis (ventilator) bagi orang - orang dilingkungan yang rapuh, dan mengurangi dampak penyakit ini pada pengungsi dan migran,"katanya.

Tedros mengatakan dia telah lama mencari sumber pendanaan lain untuk WHO. Menurutnya, untuk sebuah badan global, anggaran sebesar US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp,33 triliun adalah "sangat, sangat kecil", hampir sama dengan anggaran untuk rumah sakit berukuran sedang di negara maju.

Disisi lain, Ryan menambahkan bahwa orang harus menghindari penggunaan obat malaria hidroksilorokuin untuk mengobati atau mencegah infeksi Covid-19, kecuali memang digunakan dalam uji klinis untuk mempelajarinya.

Komentar ini mungkin akan mengganggu Trump, karena ia sedang menggunakan hidroksiklorokuin untuk mencegah infeksi Covid-19.

"Pada tahap ini, (Baik) hidroksiklorokuin atau klorokuin belum terbukti efektif dalam pengobatan Covid-19 atau dalam profilaksis untuk tidak terserang penyakit ini,"kata Ryan.

"Sebenernya, justru kebalikannya, ada peringatan yang dikeluarkan oleh banyak pihak berwenang mengenai potensi efek samping dari obat tersebut."

BACA ARTIKEL LAINNYA DISINI

Media Korea Utara Klaim Wabah Covid-19 Berawal dari Warga Menyentuh Benda Alien

Yurika999 - Wabah Covid di Korea Utara muncul setelah warga menyentuh "benda alien" yang jatuh dekat perbatasan Korea Selatan, kl...