Pemanasan global merupakan permasalahan ekologi yang tidak dapat terlepas dari akibat emisi, yaitu suatu kegiatan manusia yang menyebabkan konsentrasi gas-gas rumah kaca meningkat.
Gas-gas rumah kaca yang berlebihan ini membuat suhu di bumi naik sehingga bumi pun menjadi lebih panas.
Gas-gas rumah kaca seperti Karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrous oksida (N2O), Sulfur heksa florida (SF6), dan Klorofluorokarbon (CFC) ini pada dasarnya secara alami terdapat di udara (atmosfer).
Dikutip dari Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, tanpa adanya gas rumah kaca suhu rata-rata di permukaan bumi dapat mencapai -18 ° C.
Artinya adalah tanpa gas rumah kaca suhu di permukaan bumi akan menjadi sangat dingin.
Maka dari itu, gas rumah kaca pun menjadi salah satu faktor bumi dapat ditempati oleh makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan karena memberikan suhu yang ideal untuk keberlangsungan makhluk hidup.
Tetapi, apabila gas-gas rumah kaca ini berlebihan tentunya tidak akan baik bagi makhluk hidup di dalamnya.
Pemanasan global membuat perubahan-perubahan baru terhadap ekosistem di bumi.
Perubahan-perubahan ini pun berdampak pada ekosistem yang menjadi tidak seimbang.
Perubahan yang telah dirasakan adalah perubahan iklim yang ekstrem dan mencairnya es di kutub sehingga menyebabkan permukaan air laut naik.
Dampak tersebut memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang mencakup seluruh bentuk kehidupan mulai dari gen, spesies tumbuhan dan hewan, mikroorganisme, ekosistem serta proses-proses ekologi.
Dampak Pemanasan Global Terhadap Keanekaragaman Hayati
Menurut Darwin P. Lubis dalam Jurnal Geografi, dampak langsung pemanasan international terhadap keanekaragaman hayati, yaitu:
Spesies Ranges (Cakupan Jenis)
Adanya perubahan temperatur dan curah hujan yang tidak menentu karena perubahan iklim menyebabkan beberapa spesies tidak mampu menyesuaikan diri khususnya spesies yang memiliki kisaran toleransi rendah terhadap ketidaktetapan suhu.
Perubahan Interaksi Antar Spesies
Interaksi antar spesies lebih kompleks yang mencakup predasi, kompetisi, penyerbukan, dan penyakit yang mampu menciptakan ekosistem tidak berfungsi secara perfect.
Perubahan Fenologi
Perubahan iklim menggeser siklus reproduksi dan pertumbuhan spesies seperti burung yang bermigrasi lebih awal sehingga mengganggu proses reproduksi karena telur yang tidak dapat dibuahi.
Selain itu, mengubah siklus hidup beberapa hama yang menyebabkan munculnya banyak penyakit.