Gunung Salak yang selama ini sering dibicarakan banyak orang yang kesan nya sangat angker dan penuh misteri kerap membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai kisah didalamnya. Gunung yang berada di antara Bogor dan Sukabumi itu menyimpan beragam kisah, seperti menjadi lokasi jatuhnya pesawat hingga makam yang ada didalamnya.
Dan selama ini pula, Puncak Gunung Salak tak luput dari kesan angker. Bahkan, kesan itu berimbas pada jumlah pendaki yang bahkan hanya setengah dari para pendaki di Gunung Gede Pangrango.
"Berbeda dengan Gunung Gede Pangrango yang setiap tahunnya selalu dikunjungi oleh ratusan pendaki, Gunung Salak hanya didaki kurang dari separuhnya," dikutip dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam situs resminya.
Gambar Makam Mbah Gunung Salak
Lebih lanjut, dikatakan pula makam tersebut hanyalah bikinan orang saja agar memberi kesan mistis serta angker. Sebab, si pembuat ingin tidak banyak pendaki yang datang hingga kepuncak, tidak tahu apa maksud dan alasannya.
Tak hanya ada dipuncak, pendaki juga akan berpapasan dengan makam lainnya saat turun dari puncak. Yah, makam ini tepatnya berada di Desa Girijaya, yang terdapat makam Pangeran Santri di dalamnya.
View Puncak Gunung Salak
Lokasinya Makam yang berada di lereng gunung semakin terkesan seram dan angker karena berada diantara deretan pohon yang menjulang tinggi dan rapat. Sehingga memberikan kesan sunyi senyap, apa lagi ditambah dengan tidak adanya suara kehidupan manusia.
Banyak kisah-kisah horor di Gunung yang memiliki ketinggian 2.211 mdpl ini hadir mengalir dan menjadi sekelumit kisah folklore.
Mulai dari cerita tentang nenek rentan berusia sekitar 80 tahunan yang tinggal di sisi tebing, suara wanita menjerit minta tolong di kawasan jatuhnya pesawat sukhoi hingga suara gamelan yang mengalun di tengah gunung menjadi sedikit cerita dari berbagai kisah yang dituturkan terkait betapa angkernya Gunung Salak.
Selain itu, masih ada lagi kisah seram lainnya, misalnya saja para pendaki yang hilang saat sedang mendaki, binatang gaib berukuran besar yang entah muncul dari mana, dan misteri Puncak Manik.
foto pada saat malam hari Gunung Salak
Dipercaya menjadi lokasi berkumpulnya makhluk gaib, Puncak Manik kerap kali ditutupi kabut tebal yang datang secara tiba-tiba atau angin yang berhembus dengan kencang.
Hal itu ternyata menampik oleh Graziella Ledysina, seorang anggota komunitas Katolik yang sering menjadikan Gunung Salak sebagai lokasi makrab (malam keakraban).
Alasan dipilihnya Gunung Salak sebagai venue acara kemahasiswaan tersebut adalah karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari jakarta, dan trek campingnya yang tidak sulit.
Selain itu, karena sudah 'langganan', ia dan teman-temannya juga sering diberikan harga spesial oleh para ranger yang berjaga. Graziella Ledysina yang biasa di pangggil Ledy menceritakan pengalaman mistisnya yang terjadi pada 2015 silam.
Kala itu ia tengah mengadakan makrab (malam keakraban) bersama anggota Komunitas Muda Katolik (KMK) kampusnya. Pada saat acara jurit malam, ia bertugas untuk menjaga salah satu pos ditengah-tengah trek.
Sebelum acara dimulai sebenernya ia dan beberapa temannya sudah memiliki perasaan tidak enak, hanya saja perasaaan itu ditepisnya. Apalagi karena acara berkemah dan jurit malam di Gunung Salak saat itu bukan kali pertama diadakan.
Segala sesuatunya berjalan lancar, sampai tiba-tiba ia mendapat laporan dari temannya yang juga berjaga lewat handy talky (HT).
Salah satu teman saya yang berjaga di pos depan mengatakan lewat HT mendengar lagu Sunda. Padahal kita mulia acara jurit malam pukul 12 sampai estimasinya sampai jam 5 pagi.
Dia (teman Ledy bilang, "Guys, ini dari 10 menitan yang lalu ada yang dengung lagu Sunda di belakang gue. Suarannya di kuping gue banget, "tapi yang lain (Ledy dan teman-teman lainnya) malah menanggapinya bercanda.
Tak cuma sampai disini, selang beberapa jam, teman yang berjaga satu pos dengan Ledy berkata bahwa ia melihat sesuatu yang bergerak dari balik kamar mandi.
Berusaha menyakinka dan memberanikan diri, Ledy pun menepis kembali perkataan temannya. Sampai akhirnya ia mendapatkan kabar bahwa ada satu grup jurit malam yang berjalan keluar jalur dan masuk ke hutan yang paling dalam.
Ledy dan teman-temannya pun berusaha mencari bantuan dengan menghubungi ranger yang bertugas di Gunung Salak, Untungnya rombongan tersebut masih bisa ditemukan karena mereka belum berjala n terlalu jauh.
Saat ditanya tentang alasan grup itu keluar jalur trekking, mereka menuturkan bahwa ada orang lain yang mengajak mereka untuk berjalan ke arah yang berbeda.
Waktu ditanya alasannya, mereka bilang kalau ada teman kita yang bernama Iman yang mengajak mereka berjalan ke arah yang berbeda. Karena pada saat itu, rombongan yang hampir tersesat itu tidak melihat jelas arah panah penunjuk jalurnya.
Sayangnya di tengah jalan , Iman malah menghilang, Padahal sebenernya Iman pada saat itu menjaga kemah agar tidak dimasuki hewan buas.
Sejak saat itu, kita setop rangkaian acara jurit malam atas alasan keamanan. Kata rangernya yang bertugas juga kita lebih baik bubar saja," tutur Ledy lagi.
Ia juga menambahkan bahwa kejadian-kejadian ganjil tersebut tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Keesokan malamnya saat sedang menikmati malam terakhir makrab bersama teman-temannya, hak aneh kembali muncul menerpa dia.
Waktu malam terkahir makrab, pas lagi asyik bernyanyi bersama di acara api unggun tiba-tiba seketika kaya disiram air dari atas. Padahal tadinya api unggunnya sengaja dibuat besar dengan menggunakan kayu tebal dari batang pohon.
Mendadak kita semua clueless mau gimana, dan akhirnya pada malam itu juga kita tinggalin camp dan balik ke jakarta,"ceritanya.
Percaya atau tidak, kisah-kisah mistis Gunung Salak terjadi bukan hanya pada satu atau dua orang saja. Meski sudah ada ilmu pengetahuan, dan studi yang mencoba membutikan, kejadian ini masih menjadi sebuah misteri yang belum dapat dipecahkan.



